Hari itu mungkin adalah hari yang ditunggu-tunggu bagi siswa Spentig Sidoarjo. Pagi - pagi mereka sudah mempersiakan dan hendak berangkat ke sekolah kami. Bis - bis pun sudah berada di depan sekolah kami. Sekitar 7 bis akan berangkat menuju Bali.
Kegiatan itu sudah menjadi budaya tahunan sekolah kami. Suasana pagi itu sejuk, seaakan semua anak spentigda yang hendak pergi tersenyum lebar. Segala persiapan ditata kembali. Barang - barang bawaan anak - anak dimasukkan kedalam bis sekitar 6.30. Pukul 7.00, bis mulai menginjak gasnya meninggalkan Sidoarjo.
Saya dan para Pestikerz berada di Bis 1. Tidak hanya di dalam kelas, di dalam bis pun mereka bisa melakukan segalanya. Ada yang berfoto ria, rame karepe dewe, guyonan, dan ironisnya baru 5 menit berjalan, Alfian sudah terlelapdi kursi belakang bis.
Sekitar 5 jam perjalanan, kami berhenti di salah satu rumah makan di Ketapang dan setelah makan kami melanjutkan perjalanan kami sampai ke pelabuhan Ketapang Banyuwangi. Sore itu awan terlihat gelap. Penyebrangan itu hanya memakan waktu sekitar 1/2 jam saja. Sesampainya disana, hujan mulai mengguyur Pulau Bali.
Sekitar jam 22.00, rombongan kami tiba di hotel. Kami pun bergegas untuk memasuki kamar masing – masing dan tidur.
Esok harinya, jam 6.00 pagi, hotel itu terlihat sangat ramai. Para siswa sudah bergerombol memenuhi restaurant dan langsung bergegas menuju bis, karena awal trip kita akan segara dimulai.
Toko perbelanjaan adalah tujuan pertama dan Kami disajikan Tari Barong. Selanjutnya langsung menuju ke Nusa Dua. Disana, kami bersiap – siap untuk menyeberang ke Pulau Penyu. Rp 40.000 x 10 orang alias Rp 400.000, harga untuk menyewa satu boat isi 10 orang pulang pergi.
Waw, hari itu sangat panas. Selama perjalanan ke Pulau Penyu, kami melihat berbagai macam water sport, seperti paraseling, banana boat, dsb. Pingin sih ikutan, tapi tidak ada waktu untuk itu. Melihat penyu – penyu mulai dari yang kecil sampai yang sudah tua, serta ada berbagai jenis hewan lain, seperti Iguana, Elang, Ular, Tukan, dsb. Sungguh pengalaman yang unik dan menarik.
Capeknya siang itu. Tidak tanggung – tanggung sekolah kita menjadwalkan setelah dari Nusa Dua, Kuta adalah tujuan selanjutnya. Semua murid – murid bergantai pakaian, karena disana kita ada tugas untuk mewawancarai 5 orang bule.
Sesampainya di Central Park, kami langsung menuju ke Pantai Kuta Bali. Wow, indahnya pantai itu. Disana, kami merasa seakan tidak sedang berada di Indonesia. Sekeliling kami bule. Tanpa buang waktu lagi, para siswa menanyai bule – bule itu. Ada yang cuek, ramah, dan tak disangka, mereka mengira kami akan meminta uang mereka. Pantas saja, sebagian bule, merasa enggan saat kita wawancarai.
Setelah selesai, sunset mulai kemerah – merahan. Disitulah indah Pantai Kuta. Tak bisa berlama – lama, hari mulai gelap, dan kami pun harus kembali ke bis. Komotra, ya itulah kendaraan kami menuju central park. Benda kecil, yang terlihat memuat puluhan orang didalamnya. Otomatis, inilah yang menyebabkan banyak siswa merasa mual dan muntah – muntah.
Suasana di Bis setelah itu, sunyi. Mereka mengeluh akan keadaan di komotra tadi. Sungguh kami sesalkan hal itu.
Acara selanjutnya pun menunggu, Talk Show. Ada 5 bule yang 1 dari mereka sudah akrab dengan kami, Peter. Dia bersama teman – temannya sungguh merespon apamyang kami tanyakan. Awalnya, acara itu terasa garing. Saya dan Shofy selaku Mc sangat bingung harus bagaimana.
Untunglah, guru – guru kami tidak kehabisan ide. Mereka bernyanyi, berdansa ria dan bersenang – senang saat itu. Wah, tak terlupakan deh, berputar – putar, loncat – loncat. Sayangnya itu tidak berlangsung lama, karena para siswa dan para guru pun sudah lelah dengan segala aktivitas hari itu. Lansunglah kita kembali menuju hotel dan istirahat.
Esok harinya adalah hari terakhir kita di Bali. Pagi itu, koper dan barang bawaan para siswa sudah tertata rapi di Bis. Menuju ke restaurant di Pantai Sanur tempat talk show tadi malam, kami akan sarapan dan langsung menuju ke Graha Wisnu Kencana (GWK). Ternyata GWK itu kumpulan patung – patung terbuat dari besi yang rencananya akan digabung menjadi satu. Katanya sih, tinggi patung itu akan menyamai Patung Liberty U.S.A.
Sungguh tempat yang indah, tak kusangka, ternyata Indonesia mempunyai Hal yang sangat indah seperti itu. Tebing – tebing, dan arsitektur bangunannya sungguh menawan.
Setelah puas menikmati suasana di GWK. Kami berlanjut ke Bedugul, ya hanya sebidang danau di atas pegunungan. Dalam perjalanan, tidak sedikit para siswa yang merasa mabuk dan mual karena medan menuju Bedugul berkelok – kelok dan naik – turun.
Tak lama kemudian, tibalah kami di Danau tersebut. Disana, kami memandangi indahnya danau tersebut sambil menikmati makan siang kami. Udaranya segar dan sejuk. Awan mendungpun tak kalah menghiasi danau itu dan tak lama kemudian hujan pun turun.
Objek wisata selanjutnya adalah Joger Jelek, ya toko yang satu ini memang sudah tak asing lagi bagi kita. Dimana barang – barangnya sudah melegenda, Kaos Joger, Sandal Joger, Mug, Tas, dsb. Tapi di sisi lain, harganya juga menguras isi dompet.
Selanjutanya adalah Tanah Lot. Objek ini adalah objek wisata terakhir kami di Bali. Sesampainya disana, kami sangatlah kecewa. Karena hari sudah malam dan kami pun tidak bisa menikmati indahnya pura di tengah laut itu.
Langsung saja, kami kembali ke bis masing – masing, bergegas menuju Pelabuhan Gilimanuk untuk kembali ke Pulau Jawa. Ya memang ada manis pahitnya dalam rekreasi kali ini.
Sekitar pukul 23.00 kami mulai menyebrang. Indahnya Pulau Jawa terlihat dengan hiasan – hiasan lampu yang ada di pelabuhan. Udara terasa dingin saat itu. Tak lama kemudian, aku pun terlelap dan pada pagi harinya, ternyata kami sudah di Sidoarjo.
Ku lihat Orang Tua ku sudah menunggu. Ya kembali ke rumah. Pulang ke rumah sambil membawa barang – barang. Kangen banget sama rumah.
Oke lah, itu tadi sekilas ceritaku tentang trip ke Bali.
0 komentar:
Posting Komentar